Nama Hewan Ternak Dalam Bahasa Lampung dan Keistimewaan Kerbau Pada Masyarakat Lampung
loading...
Pada masyarakat lampung,
kerbau merupakan binatang ternak yang termasuk sakral. Dalam hal ini sakral
yang dimaksudkan adalah bahwa kerbau menjadi objek dari beragam kehidupan
keadatan. Kerbau masuk dalam persembahan acara keadatan maupun begawi adat
Lampung. Kerbau selalu disebut-sebut didalam penyerahan dau oleh penyelenggara begawi (batangan) kepada dewan adat. Dan daging
kerbau tersebut selain di konsumsi pada pelaksanaan begawi juga ada sebagian
dibagikan kepada penyimbang-penyimbang adat di kampung yang bersangkutan.
Kepala Kerbau adalah
simbol. Dimana pada pelaksanaan keadatan kepala kerbau yang telah disembelih akan
diletakkan pada Lunjuk. Pada momen-momen
ini, pelaksanaan prosesi Turun Mandei,
maka kaki dari yang melakukan turun mandei tersebut diletakkan diatas kepala
kerbau.
Baca Juga: Nama Binatang Dalam Bahasa LampungHal ini dimungkinkan pada waktu itu kerbau/kibau menjadi simbol dalam acara keadatan dikarenakan persebarannya di wilayah Lampung yang cukup signifikan. Pola peternakannya dilepaskan dihutan dan diberi tanda oleh masing-masing pemilik. Untuk saat ini kerbau masih dibudidayakan seperti itu walaupun tidak sebanyak dahulu kala. Ini masih dapat dilihat pada masyarakat Tulang Bawang (Menggala dan sekitarnya) yang memelihara kerbau dengan melepaskannya di rawa-rawa Way Tulang Bawang. Masyarakat Lampung Tengah dan Lampung Timur juga melakukan hal yang sama dengan melepaskan hewan peliharaan ini ke hutan marga satwa Way Kambas. Tetapi hanya pada orang dan tempat-tempat tertentu saja.
Kita bisa lihat video masyarakat Tulang Bawang di bawah ini yang masih memelihara kerbau liar sampai dengan saat ini:
Untuk pelaksanaan upacara
adat, kerbau/kibau jika tidak ditemukan, atau susah untuk memperolehnya, bisa
digantikan dengan sapi. Pola pergantian ini menyesuaikan dengan kondisi yang
ada dimana sapi dan kambing sangat mudah untuk ditemukan. Dan sebagian besar
masyarakat juga lebih memilih untuk memelihara sapi dan kambing untuk menjadi
hewan ternak peliharaan mereka.
Saya mengangkat nama
kerbau disini, disebabkan oleh pola masyarakat tempo dulu yang menggunakan
kerbau sebagai sarana keadatan mereka, dan juga bila dilihat dari bentuk Siger Lampung
juga lebih menyerupai tanduk kerbau. Mungkin ada kesamaan juga dengan
masyarakat Minangkabau dan Tana Toraja serta masyarakat-masyarakat di nusantara
lainnya yang mempersembahkan kerbau dan babi pada upacara keadatan mereka. Namun
dengan perkembangan masuknya Islam ke nusantara, sebagian besar masyarakat adat
telah meninggalkan babi sebagai persembahan pelaksanaan upacara adat.
Berikut ini adalah
beberapa nama-nama hewan ternak (isikan = dalam bahasa lampung) yang umumnya dipelihara oleh masyarakat
Lampung:
Sapi = Sapei
Sapei ijo kak nganak tigo
= Sapi ini sudah beranak tiga
Kambing = Kambing
Tikehew pay ulam kambing
ino = Cari dahulu makanan kambing itu
Kerbau = Kibau
Kak pikho kibau mew tano? =
Sudah berapa kerbau kamu sekarang?
Ayam = Manuk
Manuk kew nakhat jenno
bingei = Ayam saya hilang tadi malam
Burung = Putik
Nyak lagi minjo putik
patak = Saya lagi menjerat burung kutilang
Bebek = Bibik
Lamun bibik ijo yo nalluy
basing-basing = Kalau bebek ini ia bertelur asal-asalan
Itik = Berei/kitik
Berei ijo lagi lak dijjuk
mengan = Itik ini belum diberi makan
Angsa = Asso
Asso ino iling ngejalang lamun
gham makhek ke iyo = Angsa itu suka mengejar jika kita mendekatinya
Lebah = Uding
Pudak no bayeh ulah
dikattip uding = Mukanya lebam karena di sengat lebah
Ikan = Punyew
Nyak agow ngawil punyew pay di way balak = Saya mau memancing ikan dulu di sungai
Ikan = Punyew
Nyak agow ngawil punyew pay di way balak = Saya mau memancing ikan dulu di sungai
Tidak ada komentar